Hambatan Komunikasi Lintas Budaya dalam Dakwah Multikultural Modern

 

Sumber gambar: The Only Space for Me - w
WordPress.con

     Komunikasi antarbudaya dalam masyarakat plural tidak terlepas dari upaya-upaya dakwah Islam yang pada hakikatnya adalah upaya untuk mengubah seseorang, sekelompok orang, atau suatu masyarakat menuju keadaan yang lebih baik sesuai dengan perintah Allah dan tuntunan Rosul-Nya. Atau dengan kata lain, esensi dakwah adalah mengubah segala penyembahan kepada selain Allah kepada keyakinan tauhid, mengubah semua jenis kondisi kehidupan yang timpang kearah kondisi yang penuh dengan ketenangan batin dan kesejahtraan lahir berdasarkan nilai-nilai Islam. Namun kehadiran hambatan komunikasi mengakibatkan proses komunikasi tidak berlangsung sebagaimana yang diharapkan oleh komunikator dan penerima.

Hambatan komunikasi lintas budaya 
1. Fisik 
2. Non-verbal
3. Budaya
4. Bahasa
5. Stereotipe
6. Nilai
7. Persepsi

Hambatan Dakwah Multikultural
  1. Etnosentris, Fanatisme yang berlebihan terhadap pendapat pribadi dan golongan, sehingga apriori (ber praanggapan) menolak pendapat orang lain di luar kelompok atau jamaahnya. (biasanya disertai dengan meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain).
  2. Indriskriminasi, Tidak mampu mengidentifikasi perbedaan atau keunikan. Indiskriminasi merupakan pengingkaran kekhasan orang lain.
  3. Prasangka (Prejudice), menurut Sears, prasangka berkaitan dengan persepsi. Apabila seseorang atau sekelompok orang memiliki pengalaman yang buruk terhadap orang atau sekelompok orang lainnya, maka pada dirinya akan timbul suatu persepsi yang kurang baik. Persepsi yang kurang baik inilah. yang akhirnya menjadi prasangka yang menetap.
  4. Stereotip (Stereotype), prasangka sosial bergandengan dengan stereotip yang merupakan gambaran atau tanggapan tertentu mengenai sifat-sifat dan watak pribadi orang atau golongan lain yang bercorak negatif (Gerungan. 1983: 169).
  5. Perbedaan Kepentingan, kepentingan akan membuat orang selektif dalam menanggapi dan menghayati pesan. Orang hanya akan memperhatikan stimulus atau pesan yang ada hubungannya dengan kepentingannya.
  6. Motivasi, merupakan semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang membuat manusia berbuat sesuatu (Gerungan, 1983: 142)
  7. Faktor Semantik, hambatan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa, baik pada komunikator maupun komunikan. Hambatan semantik dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Komunikator salah mengucapkan kata atau istilah karena bicara terlalu cepat. Adanya perbedaan makna dan pengertian untuk kata atau istilah yang sama karena faktor psiko budaya.
  8. Kesalahan Interpretasi Bahasa Nonverbal, orang-orang dari budaya yang berbeda memiliki realitas sensori (indrawi) yang berbeda pula. Mereka melihat, mendengar, dan merasakan hanya pada apa yang dianggap bermakna bagi mereka (sesuai dengan budaya tempat mereka berada).
  9. Perbedaan Budaya dan Norma Sosial, perbedaan budaya sekaligus juga menimbulkan perbedaan norma sosial yang berlaku pada masing-masing etnik masyarakat. Karena budaya dan norma sosial itu dikenal, diakui, dihargai dan kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-hari, maka pelanggaran terhadap keduanya tentu akan mendapatkan sanksi, yang bentuknya berbeda pada setiap masyarakat serta berbeda pula tingkatannya.
    Sikap-sikap tersebut merupakan hambatan dalam proses komunikasi, terutama komunikasi antarbudaya.

Referensi:

Cut Alma Nuraflah, HAMBATAN KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA, Majalah Ilmiah Politeknik Mandiri Bina Prestasi, Volume: 6 No. 2 - Desember 2017.

Sri Muliani Prasmi, HAMBATAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA (MAHASISWA PAPUA DI SURABAYA), Jurnal Representamen Vol 5 No. 02
Oktober 2019.

Rosidi, DAKWAH MULTIKULTURAL DI INDONESIA Studi Pemikiran dan Gerakan Dakwah Abdurrahman Wahid, Analisis, Volume XIII, Nomor 2, Desember 2013.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya dan Kearifan Dakwah

DESTINASI WISATA

Mengenal Unsur Unsur Komunikasi Lintas budaya dalam berdakwah