Tindakan Sosial






Dosen pengampu: Abu Amar Bustomi, M. Si
Oleh: A. Fenni Norfaizah (B71219055)
Prodi: KPI /FDK/ UIN Sunan Ampel Surabaya






ABSTRAK
      Manusia mampu berpikir melalui akal budinya. Dengan akal budi dan pikirannya pula, manusia memenuhi kebutuhan hidup. Alat-alat indra yang dimiliki manusia membantu kerja akal budi dan pikiran. Segala sesuatu yang menjadi stimulan atau perangsang bagi alat indra diteruskan ke otak, diolah, kernudian dikembalikan ke alat indra untuk melakukan tindakan (action). Oleh karena itu, sebagian tindakan manusia dikendalikan oleh pikirannya, hanya sedikit yang dikendalikan oleh naluri. Hal itulah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya.

Pengertian Tindakan sosial
      Menurut Max Weber, tindakan sosial merupakan tindakan individu sepanjang tindakan itu mempunyai makna bagi dirinya sendiri dan diarahkan kepada orang lain.

      Contoh, orang yang bunuh diri karena penyakit menahun bukan tindakan sosial. Namun, bunuh diri karena mencuri sehingga merasa bersalah kepada orangtuanya merupakan tindakan sosial.

      Max Weber ingin menekankan bahwa tindakan tertentu dapat memiliki makna subjektif bagi pelakunya. Weber menemukan bahwa tindakan sosial tidak selalu memiliki dimensi rasional tetapi terdapat berbagai tindakan nonrasional yang dilakukan oleh orang, termasuk dalam tindakan orang dalam kaitannya dengan berbagai aspek dari kehidupan, seperti politik, sosial, dan ekonomi.

   Tipe-tipe tindakan Weber menggunakan suatu klasifikasi dari empat tipe tindakan, yang dibedakan dalam konteks motif para pelakunya:

a. Rasionalitas Instrumental (Zwerl Rational)
Tipe ini merupakan tindakan sosial murni. Dalam tindakan yang merupakan tindakan paling rasional ini, seseorang tidak hanya sekadar menilai cara yang terbaik untuk mencapai tujuannya, tetapi juga menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Hal ini berarti bahwa seseorang akan membuat pertimbangan dan pilihan yang sadar akan tujuan dari tindakannya dan alat yang akan dipakai untuk mencapai tujuan tersebut. Seorang individu dianggap memiliki berbagat tujuan yang mungkin diinginkannya, dan atas dasar suatu kriteria, ia akan menentukan satu pilihan.

b. Rasionalitas yang berorientasi nilai (Werktrational Action)
Dalam tindakan tipe ini, seseorang tidak dapat menilai apakah cara-cara yang dipilihnya itu merupakan yang paling tepat untuk mencapai tujuannya ataukah lebih tepat untuk mencapai tujuan yang lain. Di sini antara tujuan dan cara-cara mencapainya cenderung menjadi sukar untuk dibedakan. Hal pentingyang perlu diperhatikan adalah bahwa tindakan ini termasuk dalarn kriteria baik dan benar menurut ukuran dan penilaian masyarakat.

c. Tindakan Afektif (Alfectual Action)
Tindakan tipe ini merupakan tindakan yang dipengaruhi oleh perasaan atau emosi. Tindakan ini seringkali dilakukan tanpa perencanaan matang dan tanpa kesadaran penuh. Luapan perasaan cinta, amarah, ketakutan, ataupun gembira dan ungkapan-ungkapan perasaan spontan seseorang yang dilakukan tanpa pertimbangan akal budi dan kesadaran penuh menunjukkan bahwa orang itu sedang menunjukkan tindakan efektifnya. Tindakan ini sulit dipahami karena kurang atau tidak rasional.

d. Tindakan Tradisional (TraditionalAction)
Tindakan tipe ini merupakan tindakan yang berdasarkan kebiasaan-kcbiasaan pada masa lalu. Seseorang melakukan tindakan hanya karena kebiasaan tanpa menyadari alasannya atau tanpa membuat perencanaan terlebih dahulu mengenai tujuan dan cara yang akan digunakan.

Parsons mengemukakan karakterisitik tindakan sosial (sosial action) sebagai berikut:
a.  Adanya individu sebagai aktor.
b. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan-tujuan. c. Aktor memilih alternatif cara, alat, dan teknik untuk mencapai tujuan.
d. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi-kondisi situasional, yang membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan. Kendala tersebut berupa situasi dan kondisi, sebagian ada yang tidak dapat dikendalikan oleh individu, misalnya kelamin dan tradisi.
e. Aktor berada di bawah kendala nilai-nilai, norma-norma dan berbagai ide abstrak, yang memengaruhinya dalam memilih dan menentukan tujuan serta tindakan alternatif untuk mencapai tujuan. Misalnya, kendala kebudayaan.

Daftar Rujukan
Janu Murdiyatmoko, Sosiologi: Memahami Dan Mengkaji Masyarakat, (Bandung: Grafindo Media Pratama, 2007)
Kun Maryati dan Juju Suryawati, Sosiologi Untuk SMA dan MA, (Jakarta: Erlangga, 2007)
Pipi Jones, Liza Bradbury Dan Shaun Le Boutillier, Pengantar Teori-Teori Sosiologi, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2016)
Prof. Dr.Damsar, Pengantar Teori Sosiologi, (Jakarta: Kencana, 2015) Yesmil Anwar Adang, Pengantar Sosiologi Hukum, (Jakarta: Grasindo, 2015) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budaya dan Kearifan Dakwah

DESTINASI WISATA

Mengenal Unsur Unsur Komunikasi Lintas budaya dalam berdakwah