Budaya dan Kearifan Dakwah

       

Budaya dan Kearifan Dakwah


Sumber gambar: STID Sirnarasa.ac.id

   Richard E. Parter & Larry A. Samovar mengatakan : bahwa budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Bahasa, persahabatan, kebiasaan makan, praktik komunikasi, tindakan-tindakan sosial, kegiatan-kegiatan ekonomi dan politik, dan teknologi, semua itu berdasarkan pola-pola budaya. Ada orang yang berbicara bahasa Tagalog, memakan ular, menghindari minuman keras terbuat dari anggur, menguburkan orang-orang yang mati, berbicara melalui telepon, atau meluncurkan roket ke bulan, ini semua karena mereka telah dilahirkan atau sekurang- kurangnya dibesarkan dalam suatu budaya yang mengandung unsur- unsur tersebut. Apa yang orang-orang lakukan, bagaimana mereka bertindak, bagaimana mereka hidup, bagaimana mereka berkomunikasi, merupakan respons-respons terhadap dan fungsi-fungsi dari budaya mereka. 

      Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa bumi ini hanya ada satu (only one world), sementara manusia yang mendiaminya terdiri dari berbagai bangsa, suku, etnis, agama dan budaya. Itulah sebabnya agama, budaya sering muncul dalam bentuk plural. Sebagai implikasinya, maka praktek keberagaman dan budaya seseorang atau masyarakat senantiasa melahirkan pengelompokan-penglompokan.

         Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda, dan karenanya ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda. Problem utamanya adalah bila seseorang cenderung menganggap budayanya sebagai kemestian, tanpa mempersoalkan lagi (taken for granted), dan karenanya ia menggunakannya sebagai standar untuk mengukur budaya-budaya lain. Perbedaan budaya dan pandangan subyektivitas terhadap budaya dan kepentingan yang berbeda-beda sering memicu terjadinya konflik. Pengamalan agama dalam masyarakat unsur budaya dapat tumbuh dan berkembang melalui dakwah dengan mempertimbangkan aspek budaya.


       Adapun salah satu prinsip dakwah di tengah masyarakat berbagai budaya yakni prinsip kearifan. Prinsip ini sebagai suatu cara pendekatan dakwah yang mengacu pada kearifan pertimbangan budaya, sehingga orang lain tidak merasa tersinggung atau merasa dipaksa untuk menerima suatu gagasan atau ide tertentu terutama menyangkut perubahan diri dan masyarakat ke arah yang lebih baik. Kearifan atau bijaksana adalah sikap mendalam sebagai hasil renungan yang teraktualisasikan pada cara-cara tertentu untuk mempengaruhi orang lain atas dasar pertimbangan psiko sosiokultural yang hendak sukses dalam melakukan dakwah ialah yang sanggup menyesuaikan dan memposisikan dirinya dalam mengatasi segala keadaan yang dihadapi.

      Kearifan atau bijaksana dimaksud bukan berarti tegas dan kaku dan juga bukan berarti lemah dan apatis dalam melihat segala gejala budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai agama Islam dan kemanusiaan. Dalam menegaskan sikap kearifan lebih berkaitan kepada cara-cara yang lebih fleksibel (luwes) dalam tugas mengayomi masyarakat, melihat peluang sebagai kesempatan untuk berbakti, aktif dan proaktif terhadap gejala-gejala perkembangan yang terjadi dalam lingkungannya kearifan timbul dari budi pekerja yang halus dan sopan santun.


Link mini book 

https://drive.google.com/file/d/1uZpz2d_TipE2-5ZU867xyuk8ytbE0vyB/view?usp=drivesdk





Komentar

Postingan populer dari blog ini

DESTINASI WISATA

Mengenal Unsur Unsur Komunikasi Lintas budaya dalam berdakwah