Tujuan, Fungsi Dan Peran Dakwah Dalam Komunikasi Antar Budaya
Menurut teori komunikasi antar budaya, Edward T. Hall, komunikasi dan budaya memiliki hubungan sangat erat. Kemudian dalam kaitannya dengan dakwah adalah pada tujuan dan fungsi dari komunikasi antar budaya itu sendiri. Tujuan studi dari komunikasi antar budaya menurut Litvin bersifat kognitif dan afektif, yaitu untuk mempelajari keterampilan komunikasi yang membuat seseorang mampu menerima gaya dan isi komunikasinya sendiri (Mulayana, 1998. xi). Tentunya dengan terlebih dahulu kita perluas dan perdalam pemahaman kita terhadap kebudayaan seseorang tersebut. Selanjutnya dalam segi fungsi, seperti yang kita ketahui sebelumnya, ilmu dakwah adalah ilmu yang mengkaji tentang upaya mengajak umat manusia kepada jalan Allah, dibangun dan dikembangkan dengan metode ilmiah sehingga dapat berfungsi dalam rangka memahami, memprediksi (prediction), menjelaskan (explanation) dan mengontrol (control) berbagai fenomena dan persoalan yang terkait dengan dakwah. Metode ilmiah yang dimaksud oleh Ilmu Dakwah, tercantum pula pada Komunikasi antar budaya seperti yang dipaparkan Alo Liliweri pada bukunya “Dasar-dasat komunikasi antar budaya”. Bahwa menurut beliau komunikasi antar budaya memiliki Fungsi sosial, diantaranya :
1. Sosialisasi Nilai Sosialisasi nilai merupakan fungsi untuk mengajarkan dan mengenalkan nilai-nilai kebudayaan suatu masyarakat kepada masyarakat lain.
2. Menjembatani Dalam poses komunikasi antar pribadi, termasuk komunikasi antar budaya, maka fungsi komunikasi yang dilakukan antara dua orang yang berbeda budaya itu merupakan jembatan atas perbedaan diantara mereka. Fungsi menjembantani itu dapat terkontrol melalui pesan-pesan yang mereka pertukarkan, keduanya saling menjelaskan perbedaan tafsir atas sebuah pesan sehingga menghasilkan makna yang sama.
3. Pengawasan Praktik komunikasi antar budaya diantara komunikator dan komunikan yang berbeda kebudayaan berfungsi saling mengawasi. Dalam setiap proses komunikasi antar budaya fungsi ini bermanfaat untuk menginformasikan perkembangan tentang lingkungan (Liliweri, 2011. 9).
Dengan adanya ketiga fungsi komunikasi antar budaya tersebut, komunikasi antar budaya dapat dijadikan sebagai ilmu bantu dalam mengembangkan dakwah. Dalam hal ini yang dimaksud adalah Masykurotus Syarifah – Budaya dan Kearifan Dakwah Dakwah Syu’ubiyah Qabailiyah (dakwah antar suku, budaya dan bangsa), dimana Da’i dan mad’u berbeda suku dan budaya dalam satu kesatuan bangsa atau pun berbeda bangsa (Enjang, 2009. 69). Sebagai pengembang teoritis dakwah, komunikasi antar budaya dapat menjelaskan secara sistematis fenomena yang berkembang berkaitan dengan proses dakwah (fungsi pengawasan), kontrol (pengendalian) suatu fenomena yang berkaitan dengan proses kegiatan dakwah dengan harapan agar fenomena itu dapat terjadi sesuai dengan tujuan yang hendak di capai (fungsi menjembatani), serta mampu memberikan penjelasan berbagai fenomena di suatu masyarakat, agar pengembangan dan pelaksanaan dapat dilakukan secara efektif dan efsien (fungsi sosialisasi nilai).
a. Tujuan Dakwah Dalam Komunikasi Lintas BudayaDengan menggunakan metode dakwah yang tidak menghapus budaya atau tradisi lama menjadikan diterimanya ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat. Menjadikan Islam lebih fleksibel dan mudah diterima oleh semua lapisan masyarakat meskipun memiliki perbedaan antara satu sama lain.
b. Fungsi Dakwah Dalam Komunikasi Lintas Budaya
Menjelaskan secara sistematis fenomena yang berkembang berkaitan dengan proses dakwah. Menjadi perantara dalam proses komunikasi antar budaya. Mengajarkan dan mengenalkan nilai-nilai ajaran Islam kepada budaya masyarakat. Mengawasi praktik komunikasi antar budaya yang antara Romuniakter dan komunikan yang berbeda kebudayaan.
Komentar
Posting Komentar